Menghindarkan diri dari pengaruh zat adiktif dan psikotrapika atau narkotika.
Narkotika, obat psikotrapika, dan zat adiktif dikenal dengan singkatan NAPZA. Walaupun memberikan manfaat, tetapi penggunaannya sering disalah gunakan. Sekarang ini peredaran napza diindonesia, bahkan didunia sangat mengkwatirkan. Akibat yang ditimbulkan dari penggunaan napza sangat kompleks. Tidak hanya berpengaruh terhadap pengguna nya saja, tetapi juga mempengaruhi lingkungan nya karena napza akan berpengaruh terhadap semua aspek kehidupan pengguna, yaitu social, mental, spiritual. Dengan efek samping yang begitu berbahaya dari penyalahgunaan napza. Generasi muda harus dapat menghindarkan diri dari penyalahgunaan napza. Jenis jenis narkoba atau Napza juga banyak sekali, yang sering disalah gunakan
Anti Narkoba |
- Ciri-ciri korban ketergantungan napza
Untuk pengguna napza yang belum pada taraf ketergantungan, pengguna tersebut masih mempunyai kemampuan untuk hidup normal, dalam arti mampu mengendalikan prilakunya. Pada pengguna napza yang sudah kecanduan, akan terlihat perubahan pada fisik korban napza. Antara lain. Selalu lesu, mudah marah, gelisah, ketakutan, pernapasan tidak lancer, mata merah, kehilangan keinginan makan dan tidur, berhalusinasi. Dan cenderung tidak sadar dengan keadaan sekitarnya.
- Proses penyembuhan napza
Dengan adanya peristiwa tertentu yang menyentuh hatinya, seorang pecandu napza punya keinginan untuk sembuh. Dan untuk menyembuhkan korban napza, perlu proses yang panjang dan bertahap. Karna, pecandu ketergantungan napza sudah berubah pola hidupnya. Dan tubuhnya banyak mengandung banyak racun. Berikut merupakan tahapan dalam proses penyembuhan pecandu ketergantungan napza.
- Tahap I:
- Pada tahap I, terjadi penyadaran diri pada pecandu, bahwa napza sangat berbahaya. Pecandu mulai menyadari telah melakukan sesuatu kesalahan yang besar pada hidupnya. Pada tahap penyadaran diri ini, pecandu harus didampingi untuk lebih menguatkan diri dan menjauhkan pecandu dari teman-temannya yang masih mengkonsumsi napza.
- Tahap II:
- Pada tahap II, pecandu sudah lebih terbuka terhadap orang lain, berserah diri kepada yang maha kuasa. Dan ingin kembali menata kehidupannya. Pada kondisi ini, pecandu sudah stabil emosinya dan mau melakukan pengobatan dengan kesadaran yang tinggi.
- Tahap III:
- Tahap III adalah tahap kesembuhan awal. Setelah melewati tahap ini, pecandu dikatakan sebagai mantan pecandu, karna merasakan adanya perubahan-perubahan pada dirinya, baik secara fisik, maupun psikis. Sacara fisik, tubuhnya merasa lebih sehat dan segar, sedangkan secara psikis, mantan pecandu lebih merasa percaya diri dan dihargai oleh lingkungan nya.
- Tahap I:
- Pencegahan penyalah gunaan zat adiktiv dan psikotropika
Beberapa langkah yang perlu dilakukan agar terhindar dari penyalah gunaan napza, antara lain sebagai berikut.
- Membina hubungan yang harmonis dengan keluarga.
- Hubungan yang harmonis dengan keluarga dapat mencegah penyalahgunaan napza karna keluarga yang harmonis memberikan rasa yang aman dan nyaman bagi penghuninya. Dengan hubungan yang harmonis antara orang tua dan anak, orang tua dapat memberitahukan tentang bahayanya napza, sedangkan anak lebih terbuka dalam membicarakan masalah-masalahnya.
- Meningkatkan kemampuan pribadi dan social.
- Untuk membentengi diri dari pengaruh lingkungan terutama teman sekolah dalam penyalahgunaan napza, anak-anak sebaiknya diberi kesibukan yang positif diluar kegiatan belajar sekolah. Misalnya kegiatan kesenian atau olahraga, kegiatan positif tersebut akan meningkatkan kemampuan pribadi anak, salah satunya adalah kepercayaan diri anak.
- Membangun kehidupan spiritual yang baik.
- Kehidupan spiritual yang baik akan memperkokoh pertahanan diri anak terhadap hal-hal negative termasuk penyalahgunaan zat adiktif dan psikotrapika. Dengan banyak mengikuti kegiatan keagamaan. Seorang anak akan mempunyai arah pergaulan yang lebih baik.
- Berani berkata tidak untuk narkoba.
- Carilah informasi sebanyak-banyaknya mengenai efek samping yang dapat ditimbulkan dari penyalahgunaan zat adiktif dan psikotrapika. Dengan mengetahui bahwa kenikmatan yang diproleh dari narkoba, zat adiktif dan psikotrapika tidak sebanding dengan bahaya yang ditimbulkannya, generasi muda harus berani berkata TIDAK UNTUK NARKOBA.