google.com, pub-0824692621451989, DIRECT, f08c47fec0942fa0

Cerpen remaja hadirnya cinta part VI

Cerpen remaja

cerpen remajaMelanjutkan tentang cerpen remaja hadirnya cinta part V kali ini serba serbi akan mencoba menyambung lagi, maaf ni karena baru bisa nyambungnya karena lagi lumayan sibuk ngurusin blog yang satunya lagi, kan pengen mau buat toko online Kopi Luwak, eh kok malah ngelantur pulak, langsung aja ya biar nggak kebuang waktunya dengan percuma, ya nggak...? bagi yang belum baca yang part sebelumnya keli aja cerpen remaja hadirnya cinta part V bagi yang udah ngebaca langsung aja kita mulai

Cerpen remaja hadirnya cinta part VI


"Apa tujuan pertama loe kesini" Tanya Vany saat diperjalanan pulang
"Pengen kenal ama loe" Jawab Arya
"Gue seriuz"
"Loe pikir gue bercanda...?"
"nggak-nggak kok tiba-tiba loe bisa ada ditaman...?
"Tadi itu gue baru datang, rencanya mau langsung kerumah Nita, tapi saat gue melewati kursi taman gue lihat ada yang menangis, gue perhatikan kek pernah lihat wajah loe, begitu gue inget foto loe, gue langsung inget kalau itu loe."
"Jadi loe nggak tau gue nangis gara-gara apa...?"
"Awalnya sih nggak, tapi saat loe bilang, cowok itu semuanya brengsek, gue tau pasti loe nangis gara-gara pacar loe."
"Oh... makanya loe menghibur gue ea...?"
"Tadi itu bukan cuman untuk menghibur loe, tapi itu kenyataan, dan gue nggak bisa lihat cewek menangis, apa lagi gara-gara cowok, gue ikut merasa bersalah, karena gue cowok" Kata Arya
"Owh ya...? syukurlah kalau loe fikir gitu, tapi sekarang dia udah bukan pacar gue lagi kok."

cerpen remaja

"Emang apa yang terjadi...?"
"Dia ngeduain gue, yang lebih parahnya lagi adalah pacarnya itu sahabat gue sendiri"
"Ihhh emang brengsek ya tu cowok...?" Kata Arya geram
"Udahlah gue nggak mau ngomongin itu lagi"
"Tapi harusnya bersyukur, karena loe taunya sekarang, kalau nggak pasti mantan pacar loe masih ngebohongin loe" Kata Arya
"Iya juga sich, tapi gue udah nggak percaya dengan yang namanya cowok, jadi percuma aja loe ngedekitin gue, loe pasti nggak bakalan berhasil."
"Eh belum tentu, gue masih belum menyerah lho, tapi walau pun gue nggak bisa ngedapetin loe seenggaknya gue punya kenangan indah bersama loe."
"Oh ya...? so sweet banget, kita lihat aja entar apa yang akan terjadi"
"he...he.... tapi rumah loe masih jauh nggak...?"
"E... nggak kok. E.. itu rumah gue" Kata Vany sambil menunjuk sebuah rumah yang tak beberapa jauh darinya.
"Oh... nggak kerasa kita jalan udah jauh juga "
"Iya... e.. thanks ya loe udah nganterin gue e... mau masuk dulu nggak...?" Tawar Vany
"e... nggak usah deh, udah malam juga, gue mau langsung pulang kerumah Nita aja"
"Oh ya.. udah"


cerpen remaja

"oh ya... loe biasanya berangkat kekampus jam berapa...?" Tanya Arya
"Kenapa nanya-nanya...? mau nganterin gue...? " Tanya Vany ngasal
"Kalau loe nggak keberatan sich"
"Kalau gue keberatan juga pasti loe bakalan tetap datang kan..? "Kata Vany
"he...he... itu loe tau.. nah sekarang kasi tau"
"ehm.. kalo gue nggak mau...?"
"Gue bisa nanya ama Nita"
"ya udah nanya aja langsung ama Nita, gampangkan...?" Balas Vany santai
"ih.. loe tu.. bisa nggak sich bersikap baik dikit ama gue...?"
"Enggak"
"Ya udahlah tapi gue belum nyerah kok, sampai ketemu besok ya..." kata Arya sambil melangkah pergi. Tapi....
"Arya bingung...."
"ada apa...?"
"e... nggak jadi e. ya udah gue masuk dulu ya... kata Vany dan melangkah masuk kedalam rumahnya.
"he....?!!!" Kata Arya sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal karena bingung atas sikap Vany, kemudian menggelengk-gelengkan kepala dan melangkah pergi
Begitu sampai dikamar Vany langsung merebahkan tubuhnya dikamarnya dikasur sambil menatap langit-langit kamarnya, begitu juga yang dilakukan Arya mereka tersenyum-senyum sendiri mengingat kejadian tadi.

Cerpen remaja



Paginya Vany bangun lebih awal dan ia sengaja berangkat lebih cepat dari pada biasanya, setelah rapi Vany melangkah kemeja makan dan Vany hanya mengambil sepotong roti yang telah disediakan mamanya.
Vany keluar dari rumahnya dan saat melangkah tiba-tiba ada yang mengklaksonnya, ia melihat sekeliling mencari asal suara dan tempak tak jauh darinya ada seorang cowok yang telah dikenalnya.
"Arya loe nggapain disini pagi-pagi gini...?"
"Ya mau ngantar loe lah"
"Inikan baru pukul 06:07 loe sejak kapan disitu...?" Tanya Vany setelah melirik jam tangannya
"he..he... jam 05:00 pagi"
"What...?!!! jam lima...?"
"Ye nggak usah teriak-teriak juga gue denger kok, gue kan nggak budeg" kata Arya
"Ck....ck...ck... loe udah gila ya...?"
"Ya enggaklah, sembarangan aja, gue tau loe pasti hari ini akan pergi lebih awal, makanya gue juga datangnya lebih awal."
"Loe tau dari mana....?"
"Loe nggak tau ya...? gue kan bisa ngeramal?"
"ih sok tau"
"Bukan sok tau, tapi gue emang tau kok loe pasti datang lebih awal karena mau cepet-cepet ketemu gue kan...?"
"ih... ke pe dean banget loe yang ada tuch gue mau menghindar dari elo..."
"oh ya....? gue salah tafsir ni tadi pagi, tapi nggak papa deh, mau loe apa itu gue nggak penting yang penting sekarang loe ikut gue"
"Maksa nih ceritanya...?"
"Sebenarnya sich niat gue ngajak, tapi kalau loe mikirnya gitu terserah loe deh, udah yuk naik"
"Kalau gue nggak mau...?"
"Loe harus mau, udahlah mending sekarang loe ikut gue ntar waktu kita berkurang"
"Berkurang...?" Tanya Vany sambil melirik jam tangannya "ini aja baru jam 06:15 gue masukkan pukul 08:00 dari sini kekampus 15 menit juga sampai."
"Ya emang sich, tapi itukan biasanya, namun kali ini mungkin kita bakalan tiba dikampus 1 jam setengah lagi, makanya buruan naik " Kata Arya
"Motor rongsokan dari mana nich " Kata Vany sambil duduk dimotor yang dibawa Arya tadi
"Sembarang rongsokan, ini baru tau"
"What...? baru apanya....?"
"Baru.... baru makek maksudnya eh... baru gue pakeklah maksudnya" Ralat Arya
"Ya udahlah yuk jalan"
"Sekarang...?"
"Nggak.. nunggu gue tua...! heran jelaslah sekarang"
"he...he... bercanda gitu aja sewot"
"Udah deh jangan meledekin mulu' " Kata Vany "Mas...mas kampus Mawar ya?" lanjutnya sambil menepuk bahunya Arya
"Enak aja emang loe kira gue tukang ojek apa...?"
"Lho emangnya nggak...?"
"Ojek pun ojeklah ya udah kita berangkat sekarang" kata Arya dan mengendarai motonya meninggalkan halaman rumah Vany
"Tadi loe pasti bercandakan" Tanya Vany saat diperjalanan
"Soal...?"
"Loe datang kerumah gue pukul 05:00"
"Loe nggak percayakan....?"
"Ehm... bisa dibilang gitu"
"Terserah ama loe aja. Kalau loe percaya ya bener kalau nggak ya terserah" Balas Arya
Besambung dulu ya tentang cerpen remajanya...

cerpen remaja